Analisa Ledakan Reaktor
Nuklir Chernobyl di Ukraina
D
i
S
u
s
u
n
Oleh
Widya Wirandika
Pembimbing: Ir.Erwana Dewi M.Eng
Jurusan Teknik
Kimia
Program Studi Teknik Energi (DIV)
Politeknik Negeri
Sriwijaya
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan analisa terjadinya ledakan nuklir chernobyl
di Ukraina.Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
segenap pihak karena telah banyak membantu sehingga analisa yang kami
lakukan ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Ini disusun berdasarkan
apa yang kami dapatkan dari berbagai referensi.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap agar kiranya ini
dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan
pengetahuan. Disamping itu kami mengharapkan bahwa laporan ini tidak hanya
sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang
setidaknya dipelihara dan digunakan sebagaimana mestinya. Akhirnya kami sadar
bahwa laporan ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan laporan
yang akan dibuat berikutnya, kami sangat mengharapkan saran serta dukungan
maupun kritik yang sifatnya membangun sehingga dengan semua itu akan didapatkan
kesempurnaan laporan ini akan tercapai.
Penulis
Daftar Isi
Judul………………………………….….….…..1
Kata Pengantar…………………………….……2
Daftar Isi…………………………………….…..3
Bab 1 Pendahuluan…………………...……….....4
1.1 Tujuan…………………….….……….6
Bab 2 Reaktor RBMK………………...…….…..7
Bab 3 Katagori Kecelakaan.……..………….…...9
Bab 4 Kronologi Kecelakan...….…………...….10
Bab 5 Penyebab Kecelakaan……………….…..12
Bab 6 Kerugiaan akibat kecelakaan……..……...15
Bab 7 Penutup…………………………….…...17
4.1 Kesimpulan………………………….17
4.2 Saran………………………………..18
Bab 8 Daftar Pustaka………………………..…19
BAB
1
Pendahuluan
Pasca Perang Dunia
II, pemanfaatan tenaga nuklir berkembang di luar sektor persenjataan militer.
Salah satu bidang yang berkembang pesat adalah penggunaan tenaga nuklir
dibidang energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor nuklir
yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan
EBRI pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni
1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power
grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama
adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956.[1] Di akhir
tahun 2006, 439 PLTN telah beroperasi dan 55 PLTN baru dalam tahap konstruksi
di 33 negara di seluruh dunia. Keseluruhan PLTN tersebut memberikan sumbangan
kurang lebih 17% bagi kebutuhan listrik dunia.
Di beberapa negara
seperti Prancis bahkan kontribusi listrik dari PLTN melebihi 70%, dan sebagian
diantaranya diekspor ke negara tetangga. PLTN
memproduksi listrik dengan tingkat kehandalan tinggi,
ramah lingkungan dan tanpa menghasilkan gas rumah kaca.[2] Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, teknologi nuklir juga kian berkembang mengikuti tuntutan jaman.
Disain yang lebih sempurna, efisiensi yang lebih tinggi, kapasitas yang semakin
besar, tingkat keselamatan yang lebih terjamin merupakan beberapa aspek yang
senantiasa ditingkatkan. Secara kronologis,
perkembangan teknologi nuklir dari generasi pertama hingga ke empat saat ini
dapat dilihat dalam pengalaman operasional dari tahun ke tahun, juga pelajaran
dari beberapa insiden dan kecelakaan kritikalitas (criticality accidents) dibeberapa
fasilitas pemrosesan bahan nuklir,
maupun kecelakaan (Three Mile Island dan Chernobyl) memberikan pelajaran yang
sangat berarti untuk peningkatan standar keselamatan di masa depan. Disamping
perbaikan dari sisi teknologi, standar, persyaratan dan pedoman pengoperasian
PLTN juga senantiasa ditinjau ulang oleh International Atomic Energy Agency maupun
oleh pemegang otoritas di masing-masing negara yang memanfaatkan tenaga nuklir.
Di daerah Ukraina dibangun PLTN
Chernobyl, 130 dari sebelah utara Kiev dan 20 km dari perbatasan bagian selatan
Belarus, Uni Soviet. Daerah yang juga dekat dengan kota Pripyat ini merupakan
salah satu daerah yang menggunakan tenaga nuklir sebagai tenaga pembangkit listrik
wilayah Ukraina saat itu.
Bangunan PLTN (pembangkit listrk
tenaga nuklir) Chernobyl ini dilengkapi empat unit reaktor. Tahun pengoperasian
masing-masing unit reaktor pun berbeda-beda, diantaranya:
1. reaktor unit 1 mulai beroperasi tahun 1977,
2. reaktor unit 2 mulai beroperasi tahun 1978,
3. reaktor unit 3 mulai beroperasi tahun 1981, dan
4. reaktor unit 4 mulai beroperasi tahun 1983.
1. reaktor unit 1 mulai beroperasi tahun 1977,
2. reaktor unit 2 mulai beroperasi tahun 1978,
3. reaktor unit 3 mulai beroperasi tahun 1981, dan
4. reaktor unit 4 mulai beroperasi tahun 1983.
Keempat unit reaktor ini menghasilkan 4000 MWt yag menyuplai 10% kebutuhan listrik Ukrainia saat itu. Pada tahun 1986, dua unit reaktor baru berada pada tahap pembangunan. Dari arah selatan bangunan reaktor ini dibangun danau buatan seluas 22 km2 yang terletak di samping sungai Pripyat, anak sungai Dnieps. Danau buatan ini berguna untuk penyediaan air pendingin reaktor.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya analisa
kronologi kecelakaan Chernobyl, diantaranya adalah:
a. Memberikan gambaran peristiwa yang
melatar belakangi kecelakaan tersebut.
b. Menganalisa penyebab utama pemicu
kecelakaan yang terjadi.
c. Memberikan sarana pembelajaran bagi
perbaikan di masa depan.
Bab 2
REAKTOR RBMK
Reaktor
Chernobyl merupakan reaktor jenis RBMK 1000 (reactor bolshoi
moshnostikanalye), atau reactor air didih dengan tenaga tinggi, atau
disebut juga sebagai high power pressure tube reactor. Reaktor ini sangat unggul dalam
efisiensi dan penggantian bahan bakar. Efisiensi reaktor ini mencapai 34 %
dibandingkan reaktor tipe tekan (pressurized reaktor, banyak diproduksi di
Kanada) yang hanya mencapai 29-31%. Sementara itu, penggantian bahan bakar
reaktor ini dapat dilakukan selagi menyala, tidak seperti sebagian besar
reaktor lain yang diproduksi oleh Kanada. Berdasarkan prosedur penggunaannya,
rektor ini hanya boleh dijalankan 9 bulan, sedangkan 3 bulan sisanya untuk
perbaikan dan perawatan rutin, termasuk penggantian bahan bakar.
Chernobyl
terletak di negara Ukraina sebelah barat daya Rusia. Kota Chernobyl berpenduduk
12.500 jiwa berada 15 km sebelah tenggara reaktor. Sedangkan sebagian pekerja
reactor bermukim di Pripyat (sebuah kota satelit) dengan kepadatan
45.000.[4](lihat peta dalam Gambar 2) Reaktor ini telah dikembangkan disainnya
sejak tahun 1954 di Obninsk dan merupakan tipe reaktor khusus yang hanya
dimiliki oleh Uni Soviet (kecuali reaktor HanfordN di Amerika Serikat,
yang
memiliki prinsip fisika sejenis).[5] Reaktor RBMK yang pertama berkapasitas
1000 MWe dibangun di Leningrad dan mulai beroperasi pada tahun 1973 - 1975.
Pada tahun 1986 di Uni Soviet terdapat 14 reaktor RBMK yang beroperasi dan 8
masih dalam tahap konstruksi.
Empat ciri utama disain reaktor RBMK
1000 adalah[4]:
a. Kanal
vertikal yang berisi bahan bakar dan pendingin, dapat diisi ulang bahan
bakarnya secara local pada saat operasi.
b. Bahan
bakar dalam bentuk bundle silindris yang terbuat dari uranium dioksida.
c.
Moderator grafit pada tiap kanal bahan bakar, dan
d.
Pendingin air ringan yang mendidih pada berbagai saluran bertekanan dengan
umpan uap langsung ke turbin.
Gambar 2.
Skema diagram Reaktor RBMK 1000.
Bab 3
Kategori Kecelakaan
Kecelakaan
Chernobyl unit 4 dipicu oleh kejadian kritikalitas teras reaktor yang tidak
terkendali dalam waktu sangat singkat. Kecelakaan kritikalitas sering disebut
sebagai excursion atau power excursion terjadi pada saat bahan
nuklir, baik uranium diperkaya atau plutonium, mengalami reaksi fisi berantai
tanpa kendali. Kebocoran radiasi netron yang menyertainya merupakan ancaman
bahaya yang sangat tinggi bagi pekerja disekitarnya dan juga menyebabkan
pelepasan radiasi ke lingkungan sekitar. Kritikalitas yang meningkat dalam
waktu singkat menyebabkan kenaikan daya reaktor secara cepat disebut sebagai promt
excursion.
Hal ini
menyebabkan uap bertekanan sangat tinggi juga terbentuk secara spontan sehingga
memicu ledakan teras dan terhamburnya zat radioaktif produk fisi ke udara.
Ditinjau dari dampak yang diakibatkan berdasarkan The International
Nuclear Event Scale, kecelakaan reaktor Chernobyl dikategorikan sebagai
kecelakaan sangat parah(severe accident) atau masuk kategori kelas 7(major
accident). Ciri dari kategori kelas 7 adalah dampak luar biasa terhadap
lingkungan maupun kesehatan masyarakat.
Bab 4
Kronologi
Kecelakaan
Rangkaian kecelakaan
diawali oleh keputusan manajemen reaktor dan tim ahli untuk melakukan percobaan
guna menguji respon turbingenerator dalam menggerakkan pompa pendingin pada saat
pasokan uap ke turbin terhenti. Pada tengah malam 25 April 1986 percobaan dimulai.
Daya reaktor diturunkan menjadi
1600 MWt,
kemudian turbin nomor 7 dimatikan dan keempat aliran uap dialirkan semuanya ke
turbin nomor 8. Sebagai bagian dari percobaan pada pukul 14.00, sistem
pendingin teras darurat(emergency core cooling system) diputus. Percobaan
sempat tertunda karena permintaan untuk tetap memasok listrik ke
jaringan Kiev hingga jam 23.10. Celakanya pada saat penyambungan kembali
jaringan, sistem pendingin teras darurat tidak difungsikan kembali
alasannya Untuk mendapatkan hasil akurat, sehingga
operator lebih memilih mematikan beberapa sistem keselamatan.
Percobaan
kemudian dilanjutkan kembali sesuai dengan prosedur percobaan dengan
menurunkan daya menjadi antara 700 sampai dengan 1000 MWt. Pada pukul 00.28
tanggal 26 April untuk menurunkan daya lagi, seperangkat batang kendali
otomatis local (local automatic control rods) tidak diaktifkan dan
sejumlah batang kendali otomatis(ACs) diaktifkan. Akan tetapi operator
melakukan kesalahan pengesetan ACs, sehingga daya reactor turun
secara drastis menjadi hanya 30 MWt, padahal prosedur mempersyaratkan
daya antara 700 – 1000 MWt. Pada pukul 01.00 operator berhasil
menaikkan daya reaktor menjadi 200 MWt dengan cara mengangkat sejumlah
batang kendali dari reaktor. Daya tersebut sebenarnya masih jauh dibawah
daya yang diperlukan untuk percobaan, dan semestinya percobaan tidak
boleh dilanjutkan.
Pukul 01.03
dan 01.07 dua pompa sirkulasi cadangan dihidupkan, sehingga secara keseluruhan
terdapat delapan pompa yang bekerja bersamaan. Hal ini membuat beberapa
pompa melakukan kerja di bawah batas kinerja standarnya dan memicu penurunan
produksi uap serta turunnya tekanan dalam drum uap. Pukul 01.19 operator
mencoba menaikkan tekanan dan level air dengan menggunakan pompa pengumpan.
Reaktor seharusnya dimatikan karena sinyal trip menyala, namun hal tersebut
diabaikan oleh operator dan bersikeras untuk tetap melanjutkan percobaan.
Pukul
01.19,30 level air yang diperlukan dalam drum uap tercapai, namun operator
terus menambahkan air pengumpan. Air dingin memasuki teras reaktor dan
pembangkitan uap menurun tajam, demikian tekanan uap juga semakin menurun.
Untuk mengatasi hal ini, operator mengangkat sejumlah batang kendali otomatis
dan juga batang kendali manual agar daya tetap bertahan 200 MWt. Pukul 01.20,30
kran bypass turbin ditutup untuk memperlambat penurunan tekanan uap. Hal
ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki teras, selanjutnya ACs mulai
diturunkan untuk mencegah kenaikan kualitas uap.
Pukul
01.22,30 operator melihat cetakan parameter sistem reaktor pada monitor
pemantau. Data menunjukkan bahwa operator harus segera menshutdown
reaktor dalam situasi mekanisme shutdown otomatis tidak bekerja
tersebut. Namun yang terjadi operator tetap melanjutkan percobaan. Modeling
komputer menunjukkan pada saat tersebut hanya terdapat enam, tujuh, atau
delapan batang kendali dalam teras, padahal semestinya tidak boleh kurang dari
30 batang kendali(sesuai instruksi manual).
Pada pukul
01.23,04 percobaan dimulai lagi dengan daya 200 MWt, dan katup aliran uap utama
menuju turbin nomor 8 dimatikan. Sistem proteksi keselamatan otomatis
yang akan aktif pada saat kedua turbin mati sengaja dimatikan oleh operator,
meskipun hal ini tidak termasuk prosedur percobaan.
Selanjutnya
daya reaktor mulai naik dari 200 MWt dan ACs turun. Sedetik kemudian
aliran air pendingin utama dan air umpan dikurangi, hal ini menyebabkan
kenaikan suhu air yang memasuki reaktor dan meningkatkan pembangkitan uap.
. Kemudian
daya reaktor naik secara cepat(promt critical excursion) dan mandor yang
berjaga memerintahkan untuk segera menshutdown reaktor. Namun perintah
tersebut sangat terlambat karena untuk menurunkan batang kendali secara
otomatis dibutuhkan waktu 20 detik, padahal baru 0,03 detik berselang alarm
sudah berbunyi. Sistem keadaan darurat tidak mampu mengatasi kondisi tersebut,
daya reaktor naik menjadi 530 MWt dalam waktu 3 detik untuk kemudian naik
secara drastis secara eksponensial yang menyebabkan terjadinya pembangkitan uap
serentak. Uap dengan tekanan sangat tinggi yang terbentuk serentak tersebut
menimbulkan ledakan dahsyat. Kurang dari sedetik setelah ledakan pertama segera
disusul ledakan kedua yang disebabkan oleh masuknya udara ke teras yang
menyebabkan bahan bakar dan beberapa elemen bereaksi dengan oksigen dan terbakar
dahsyat.
Bab 5
Penyebab Kecelakaan
Reaktor Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di sebelah utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983. Sebuah kota kecil, Pripyat, dibangun dekat PLTN Chernobyl untuk tempat tinggal pekerja pembangkit itu dan keluarganya.
Tipe PLTN Chernobyl
dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta
listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara
Barat, seperti, AS dan Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping
Uni Soviet (pada waktu itu) sebagai pioner pertama.
Secara garis besar, bencana Chernobyl
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada 25 April 1986 reaktor unit 4 direncanakan
dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan
melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin
dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap
bekerja sampai generator kembali beroperasi.
Proses pemadaman dan tes dimulai
pukul 01.00 pada 25 April. Untuk mendapatkan hasil akurat, operator memilih
mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa
malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam
akibat peningkatan permintaan daya di Kiev. Proses pemadaman dan tes
dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 April.
Pada pukul 01.00, 26
April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang
membahayakan. Operator berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor
menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat
menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor
meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN Chernobyl
masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident,
sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International Nuclear Event
Scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard
operation procedure), PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain
sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency).
PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu
persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari
reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi
ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung
oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan
tidak memiliki kungkungan.
Secara perinci, kecelakaan
itu disebabkan, pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya
rendah - daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai
kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi
dari reaktor langsung ke udara. Kedua, pelanggaran prosedur.
Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor
yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem
pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada
petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.
Gambar sebelum ledakan terjadi
Gambar sesudah ledakan terjadi
Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian
atas berbagai kelemahan PLTN Chernobyl menghasilkan evaluasi internasional
bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin terjadi pada jenis
reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan demikian karena mungkin
berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang memenuhi persyaratan keselamatan
yang tinggi, termasuk budaya keselamatan yang dimiliki para operator sangat
tinggi.
Bab
6
Kerugian
akibat kecelakaan
Ledakan
yang terjadi menyebabkan terhamburnya kurang lebih 1200 ton bahan radioaktif ke
atmosfer. Material tersebut setara dengan aktivitas sebesar 14 EBq(1018 Bq),
sebagian diantaranya merupakan gas mulia yang sangat mudah masuk ke jaringan
biologis. Gas yang paling dominan diperkirakan adalah xenon, setengahnya
merupakan iodine dan caesium dan kira-kira 5% bahan bakar dalam
teras ikutterlempar keluar. Korban jiwa pertama adalah para pemadam kebakaran
dan termasuk petugas yang tersulut api pada permukaan rumah turbin. Paparan
radiasi di hari 9 Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
pertama diperkirakan sampai dengan 20.000 mSv. Dalam empat bulan berselang
jumlah korban meninggal sebanyak 28 orang dan disusul 19 orang kemudian.
Gambar korban akibat ledakan chernobyl
Sebanyak lebih dari 135.000 penduduk di kota Pripyat dan
Chernobyl, serta daerah sekitar pada jangkauan 30 km harus dievakuasi dan
direlokasi. Pada
tahun 1998 yang dilakukan di wilayah Ukrainia, Belarus dan Rusia berdasarkan
pencatatan negara, kemungkinan satu juta orang telah terpapar radiasi. Kanker
tyroid merupakan salah satu dari banyak kasus setelah ledakan Chernobyl.
Radioaktif I-131 mengkontaminasi makanan penduduk dan masuk
melalui inhalasi dan sistem pencernaan penduduk. Kontaminasi ini diduga
mempunyai kaitan erat dalam peningkatan jumlah kasus kanker tiroid pada tiga
daerah dekat lokasi ledakan dalm 3 negara, yaitu Ukraina, Belarus, dan Rusia.
Pada tahun 1986-2002 dilakukan sebuah diagnosa kanker tiroid pada anak-anak di
Belarus, Ukrainia, dan empat daerah utama di Rusia. Hasilnya, lebih dari 4.000
kasus kanker tiroid terjadi di tiga negara yang dekat dengan lokasi ledakan
Chernobyl.
Kelompok resiko yang banyak terkena kanker adalah anak-anak
di bawah usia 15 tahun. Hal ini lebih disebabkan susu yang dikonsumsi anak-anak
terkontaminasi oleh radiasi I-131, sehingga tiroid anak-anak tersebut mengalami
kontaminasi berat. Namun, sebenarnya kasus kanker tiroid dapat diatasi dengan
diagnosa dan penanganan sedini mungkin. Diantara pekerja yang terpapar radiasi
yang lebih banyak berkontribusi dalam peningkatan angka kasus sejumlah tipe
kanker, diantaranya Leukimia, solid cancer, dan kemungkinan hasil pajanan lain
seperti penyakit cardiovacular dan katarak.
Kontaminasi
lingkungan mengakibatkan tercemarnya udara, tanaman, tanah, dan air, bahkan kontaminan
terbawa angin sampai kawasan Skandinavia. Dekontaminasi harus dilakukan di berbagai
kawasan dan negara untuk memastikan keselamatan penduduk. Reaktor Unit 4 tidak
bias dioperasikan lagi dan bangunan reactor harus ditutup dengan suatu
“sarkopagus” yang terbuat dari beton dengan kerangka besi baja. Sekian triliun
rubel dana dialokasikan untuk mengatasi dampak kecelakaan hingga lebih dari
sepuluh tahun pasca kecelakaan. Bahkan di awal tahun 1990 dihabiskan dana
hingga US$400 juta untuk perbaikan banguan reaktor yang tersisa. Berbagai
perbaikan disain dan sistem keselamatan harus ditambahkan pada reaktor RBMK
yang lain.
Bab 7. Penutup
7.1
Kesimpulan
Dari
analisa ledakan nuklir Chernobyl yang terjadi di Ukraina dapat disimpulkan bahwa:
A. Beberapa pelanggaran-pelanggaran prosedur
kerja yang dilanggar oleh operator reaktor yaitu:
1) Tindakan
mematikan system pendingin teras darurat (emergency core cooling
system),
2)
Kesalahan pengesetan batang kendali sehingga daya turun drastis menjadi 30 MWt,
3) Pemakaian semua pompa, termasuk pompa
cadangan, pada saat salah satu turbin dimatikan,
4) Pengabaian sinyal untuk menshutdown reaktor
pada saat level air pendingin pada pembangkit uap menurun,
5) Tindakan tetap melanjutkan percobaan
dengan hanya 6 - 8 batang kendali, padahal seharusnya tidak boleh kurang dari
30 batang kendali, dan
6) Tindakan menutup saluran uap ke turbin
nomor 8 dan pengabaian sistem proteksi keselamatan otomatis.
B. Operator yang kurang terlatih
Tindakan
operator yang spekulatif dan hanya mencoba-coba. Pada saat memberikan tanggapan
terhadap adanya penyimpangan sistem disebabkan kurangnya keterampilan dan
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini masih ditambah dengan kurangnya persiapan
dalam melakukan percobaan dan rendahnya kesadaran adanya kemungkinan bahaya
pada saat pelaksanaan percobaan.
C. Kelemahan
disain reaktor
Dua poin
penting yang menjadi kelemahan reaktor RBMK adalah:
1)
Koefisien reaktivitas positif, dimana dengan adanya kenaikan temperatur dan tekanan
teras, akan semakin menambah daya reactor, dan
2) Tidak
adanya system pengungkung dan penyungkup teras reactor yang berakibat saat
terjadi ledakan sebagian material dalam teras reaktor terhambur ke udara dan
mengakibatkan kontaminasi.
7.2 Saran
Seharusnya
pekerja lebih teliti, disiplin dan taat pada peraturan standar yang telah
ditetapkan pada suatu pabrik ataupun perusahaan tempatnya bekerja, dan
perusahaan pun seharusnya memiliki peralatan yang kondisinya cukup baik dan
tidak boleh memaksa suatu alat untuk bekerja melebihi kapasitasnya, hanya untuk
mencari keuntungan yang lebih.
Bab 8
Daftar Pustaka
2. Permana Sidik, Energi Nuklir
dan Kebutuhan Energi Masa Depan, Inovasi Online Vol.5/XVII, Jakarta,2005.
3. ........, Backgrounder on
Chernobyl Nuclear Power Plant Accident, http://
www.nrc.gov/readingcollections/
factsheets/
chernobyl...
4. F Mould. Richard, Chernobyl:
The Real Story, Pergamon Press, New 14 Prosiding Seminar
Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009 South Wales, 1988.
5. Cox Sue dan Tait Robin,
Safety, Reliability and Risk Management: an Integrated approach, edisi
ke dua, hal.182., ButterworthHeinemann, Singapura, 1998.
6. ........., Criticality
Accident, http://www.en.wikipedia.org/wiki/
7. IAEA, The INES: For
prompt of communication of safety significant,INES, Vienna, 1999.