Analisa penyebab terjadinya ledakan reaktor Chernobyl

                                     Analisa Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl di Ukraina                                     


                                                                                                                                                                  

D
i
S
u
s
u
n

Oleh

         Widya Wirandika

Pembimbing: Ir.Erwana Dewi M.Eng


Jurusan Teknik Kimia
 Program Studi Teknik Energi (DIV)
Politeknik Negeri Sriwijaya






KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan analisa terjadinya ledakan nuklir chernobyl di Ukraina.Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah banyak membantu sehingga analisa yang kami lakukan ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Ini disusun berdasarkan apa yang kami dapatkan dari berbagai referensi.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap agar kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu kami mengharapkan bahwa laporan ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat disebut sebagai hasil karya yang setidaknya dipelihara dan digunakan sebagaimana mestinya. Akhirnya kami sadar bahwa laporan ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan laporan yang akan dibuat berikutnya, kami sangat mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun sehingga dengan semua itu akan didapatkan kesempurnaan laporan ini akan tercapai.


                                                                                                                           Penulis






Daftar Isi

Judul………………………………….….….…..1
Kata Pengantar…………………………….……2
Daftar Isi…………………………………….…..3
Bab 1 Pendahuluan…………………...……….....4
          1.1 Tujuan…………………….….……….6
Bab 2 Reaktor RBMK………………...…….…..7
Bab 3 Katagori Kecelakaan.……..………….…...9
Bab 4 Kronologi Kecelakan...….…………...….10
Bab 5 Penyebab Kecelakaan……………….…..12
Bab 6 Kerugiaan akibat kecelakaan……..……...15
Bab 7 Penutup…………………………….…...17
          4.1 Kesimpulan………………………….17
          4.2 Saran………………………………..18
Bab 8 Daftar Pustaka………………………..…19




BAB 1
Pendahuluan


Pasca Perang Dunia II, pemanfaatan tenaga nuklir berkembang di luar sektor persenjataan militer. Salah satu bidang yang berkembang pesat adalah penggunaan tenaga nuklir dibidang energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBRI pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956.[1] Di akhir tahun 2006, 439 PLTN telah beroperasi dan 55 PLTN baru dalam tahap konstruksi di 33 negara di seluruh dunia. Keseluruhan PLTN tersebut memberikan sumbangan kurang lebih 17% bagi kebutuhan listrik dunia.
Di beberapa negara seperti Prancis bahkan kontribusi listrik dari PLTN melebihi 70%, dan sebagian diantaranya diekspor ke negara tetangga. PLTN memproduksi listrik dengan tingkat kehandalan tinggi, ramah lingkungan dan tanpa menghasilkan gas rumah kaca.[2] Sejalan  dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi nuklir juga kian berkembang mengikuti tuntutan jaman. Disain yang lebih sempurna, efisiensi yang lebih tinggi, kapasitas yang semakin besar, tingkat keselamatan yang lebih terjamin merupakan beberapa aspek yang senantiasa ditingkatkan. Secara kronologis, perkembangan teknologi nuklir dari generasi pertama hingga ke empat saat ini dapat dilihat dalam pengalaman operasional dari tahun ke tahun, juga pelajaran dari beberapa insiden dan kecelakaan kritikalitas (criticality accidents) dibeberapa fasilitas pemrosesan bahan nuklir, maupun kecelakaan (Three Mile Island dan Chernobyl) memberikan pelajaran yang sangat berarti untuk peningkatan standar keselamatan di masa depan. Disamping perbaikan dari sisi teknologi, standar, persyaratan dan pedoman pengoperasian PLTN juga senantiasa ditinjau ulang oleh International Atomic Energy Agency maupun oleh pemegang otoritas di masing-masing negara yang memanfaatkan tenaga nuklir.
Di daerah Ukraina dibangun PLTN Chernobyl, 130 dari sebelah utara Kiev dan 20 km dari perbatasan bagian selatan Belarus, Uni Soviet. Daerah yang juga dekat dengan kota Pripyat ini merupakan salah satu daerah yang menggunakan tenaga nuklir sebagai tenaga pembangkit listrik wilayah Ukraina saat itu.
Bangunan PLTN (pembangkit listrk tenaga nuklir) Chernobyl ini dilengkapi empat unit reaktor. Tahun pengoperasian masing-masing unit reaktor pun berbeda-beda, diantaranya:  
1.    reaktor unit 1 mulai beroperasi tahun 1977,
2.    reaktor unit 2 mulai beroperasi tahun 1978,
3.    reaktor unit 3 mulai beroperasi tahun 1981, dan
4.    reaktor unit 4 mulai beroperasi tahun 1983.

Keempat unit reaktor ini menghasilkan 4000 MWt yag menyuplai 10% kebutuhan listrik Ukrainia saat itu. Pada tahun 1986, dua unit reaktor baru berada pada tahap pembangunan. Dari arah selatan bangunan reaktor ini dibangun danau buatan seluas 22 km2 yang terletak di samping sungai Pripyat, anak sungai Dnieps. Danau buatan ini berguna untuk penyediaan air pendingin reaktor.




1.1 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya analisa kronologi kecelakaan Chernobyl, diantaranya adalah:
a. Memberikan gambaran peristiwa yang melatar belakangi kecelakaan tersebut.
b. Menganalisa penyebab utama pemicu kecelakaan yang terjadi.
c. Memberikan sarana pembelajaran bagi perbaikan di masa depan.






Bab 2
REAKTOR RBMK

Reaktor Chernobyl merupakan reaktor jenis RBMK 1000 (reactor bolshoi moshnostikanalye), atau reactor air didih dengan tenaga tinggi, atau disebut juga sebagai high power pressure tube reactor. Reaktor ini sangat unggul dalam efisiensi dan penggantian bahan bakar. Efisiensi reaktor ini mencapai 34 % dibandingkan reaktor tipe tekan (pressurized reaktor, banyak diproduksi di Kanada) yang hanya mencapai 29-31%. Sementara itu, penggantian bahan bakar reaktor ini dapat dilakukan selagi menyala, tidak seperti sebagian besar reaktor lain yang diproduksi oleh Kanada. Berdasarkan prosedur penggunaannya, rektor ini hanya boleh dijalankan 9 bulan, sedangkan 3 bulan sisanya untuk perbaikan dan perawatan rutin, termasuk penggantian bahan bakar.
Chernobyl terletak di negara Ukraina sebelah barat daya Rusia. Kota Chernobyl berpenduduk 12.500 jiwa berada 15 km sebelah tenggara reaktor. Sedangkan sebagian pekerja reactor bermukim di Pripyat (sebuah kota satelit) dengan kepadatan 45.000.[4](lihat peta dalam Gambar 2) Reaktor ini telah dikembangkan disainnya sejak tahun 1954 di Obninsk dan merupakan tipe reaktor khusus yang hanya dimiliki oleh Uni Soviet (kecuali reaktor HanfordN di Amerika Serikat,
yang memiliki prinsip fisika sejenis).[5] Reaktor RBMK yang pertama berkapasitas 1000 MWe dibangun di Leningrad dan mulai beroperasi pada tahun 1973 - 1975. Pada tahun 1986 di Uni Soviet terdapat 14 reaktor RBMK yang beroperasi dan 8 masih dalam tahap konstruksi.
          Empat ciri utama disain reaktor RBMK 1000 adalah[4]:
a. Kanal vertikal yang berisi bahan bakar dan pendingin, dapat diisi ulang bahan bakarnya secara local pada saat operasi.
b. Bahan bakar dalam bentuk bundle silindris yang terbuat dari uranium dioksida.
c. Moderator grafit pada tiap kanal bahan bakar, dan
d. Pendingin air ringan yang mendidih pada berbagai saluran bertekanan dengan umpan uap langsung ke turbin.

Gambar 2. Skema diagram Reaktor RBMK 1000.










Bab 3
Kategori Kecelakaan

Kecelakaan Chernobyl unit 4 dipicu oleh kejadian kritikalitas teras reaktor yang tidak terkendali dalam waktu sangat singkat. Kecelakaan kritikalitas sering disebut sebagai excursion atau power excursion terjadi pada saat bahan nuklir, baik uranium diperkaya atau plutonium, mengalami reaksi fisi berantai tanpa kendali. Kebocoran radiasi netron yang menyertainya merupakan ancaman bahaya yang sangat tinggi bagi pekerja disekitarnya dan juga menyebabkan pelepasan radiasi ke lingkungan sekitar. Kritikalitas yang meningkat dalam waktu singkat menyebabkan kenaikan daya reaktor secara cepat disebut sebagai promt excursion.
Hal ini menyebabkan uap bertekanan sangat tinggi juga terbentuk secara spontan sehingga memicu ledakan teras dan terhamburnya zat radioaktif produk fisi ke udara. Ditinjau dari dampak yang diakibatkan berdasarkan The International Nuclear Event Scale, kecelakaan reaktor Chernobyl dikategorikan sebagai kecelakaan sangat parah(severe accident) atau masuk kategori kelas 7(major accident). Ciri dari kategori kelas 7 adalah dampak luar biasa terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat.







Bab 4
Kronologi Kecelakaan

Rangkaian kecelakaan diawali oleh keputusan manajemen reaktor dan tim ahli untuk melakukan percobaan guna menguji respon turbingenerator dalam menggerakkan pompa pendingin pada saat pasokan uap ke turbin terhenti. Pada tengah malam 25 April 1986 percobaan dimulai. Daya reaktor diturunkan menjadi
1600 MWt, kemudian turbin nomor 7 dimatikan dan keempat aliran uap dialirkan semuanya ke turbin nomor 8. Sebagai bagian dari percobaan pada pukul 14.00, sistem pendingin teras darurat(emergency core cooling system) diputus. Percobaan sempat tertunda karena permintaan untuk tetap memasok listrik ke jaringan Kiev hingga jam 23.10. Celakanya pada saat penyambungan kembali jaringan, sistem pendingin teras darurat tidak difungsikan kembali alasannya Untuk mendapatkan hasil akurat, sehingga operator lebih memilih mematikan beberapa sistem keselamatan.
Percobaan kemudian dilanjutkan kembali sesuai dengan prosedur percobaan dengan menurunkan daya menjadi antara 700 sampai dengan 1000 MWt. Pada pukul 00.28 tanggal 26 April untuk menurunkan daya lagi, seperangkat batang kendali otomatis local (local automatic control rods) tidak diaktifkan dan sejumlah batang kendali otomatis(ACs) diaktifkan. Akan tetapi operator melakukan kesalahan pengesetan ACs, sehingga daya reactor turun secara drastis menjadi hanya 30 MWt, padahal prosedur mempersyaratkan daya antara 700 – 1000 MWt. Pada pukul 01.00 operator berhasil menaikkan daya reaktor menjadi 200 MWt dengan cara mengangkat sejumlah batang kendali dari reaktor. Daya tersebut sebenarnya masih jauh dibawah daya yang diperlukan untuk percobaan, dan semestinya percobaan tidak boleh dilanjutkan.
Pukul 01.03 dan 01.07 dua pompa sirkulasi cadangan dihidupkan, sehingga secara keseluruhan terdapat delapan pompa yang bekerja bersamaan. Hal ini membuat beberapa pompa melakukan kerja di bawah batas kinerja standarnya dan memicu penurunan produksi uap serta turunnya tekanan dalam drum uap. Pukul 01.19 operator mencoba menaikkan tekanan dan level air dengan menggunakan pompa pengumpan. Reaktor seharusnya dimatikan karena sinyal trip menyala, namun hal tersebut diabaikan oleh operator dan bersikeras untuk tetap melanjutkan percobaan.
Pukul 01.19,30 level air yang diperlukan dalam drum uap tercapai, namun operator terus menambahkan air pengumpan. Air dingin memasuki teras reaktor dan pembangkitan uap menurun tajam, demikian tekanan uap juga semakin menurun. Untuk mengatasi hal ini, operator mengangkat sejumlah batang kendali otomatis dan juga batang kendali manual agar daya tetap bertahan 200 MWt. Pukul 01.20,30 kran bypass turbin ditutup untuk memperlambat penurunan tekanan uap. Hal ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki teras, selanjutnya ACs mulai diturunkan untuk mencegah kenaikan kualitas uap.
Pukul 01.22,30 operator melihat cetakan parameter sistem reaktor pada monitor pemantau. Data menunjukkan bahwa operator harus segera menshutdown reaktor dalam situasi mekanisme shutdown otomatis tidak bekerja tersebut. Namun yang terjadi operator tetap melanjutkan percobaan. Modeling komputer menunjukkan pada saat tersebut hanya terdapat enam, tujuh, atau delapan batang kendali dalam teras, padahal semestinya tidak boleh kurang dari 30 batang kendali(sesuai instruksi manual).
Pada pukul 01.23,04 percobaan dimulai lagi dengan daya 200 MWt, dan katup aliran uap utama menuju turbin nomor 8 dimatikan. Sistem proteksi keselamatan otomatis yang akan aktif pada saat kedua turbin mati sengaja dimatikan oleh operator, meskipun hal ini tidak termasuk prosedur percobaan.
Selanjutnya daya reaktor mulai naik dari 200 MWt dan ACs turun. Sedetik kemudian aliran air pendingin utama dan air umpan dikurangi, hal ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki reaktor dan meningkatkan pembangkitan uap.
. Kemudian daya reaktor naik secara cepat(promt critical excursion) dan mandor yang berjaga memerintahkan untuk segera menshutdown reaktor. Namun perintah tersebut sangat terlambat karena untuk menurunkan batang kendali secara otomatis dibutuhkan waktu 20 detik, padahal baru 0,03 detik berselang alarm sudah berbunyi. Sistem keadaan darurat tidak mampu mengatasi kondisi tersebut, daya reaktor naik menjadi 530 MWt dalam waktu 3 detik untuk kemudian naik secara drastis secara eksponensial yang menyebabkan terjadinya pembangkitan uap serentak. Uap dengan tekanan sangat tinggi yang terbentuk serentak tersebut menimbulkan ledakan dahsyat. Kurang dari sedetik setelah ledakan pertama segera disusul ledakan kedua yang disebabkan oleh masuknya udara ke teras yang menyebabkan bahan bakar dan beberapa elemen bereaksi dengan oksigen dan terbakar dahsyat.









Bab 5
Penyebab Kecelakaan

        Reaktor Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di sebelah utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983. Sebuah kota kecil, Pripyat, dibangun dekat PLTN Chernobyl untuk tempat tinggal pekerja pembangkit itu dan keluarganya.
Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, AS dan Prancis, yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu itu) sebagai pioner pertama.



Secara garis besar, bencana Chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada 25 April 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi.





Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 April. Untuk mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat peningkatan permintaan daya di Kiev. Proses pemadaman dan tes dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 April.
Pada pukul 01.00, 26 April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada situasi yang membahayakan. Operator berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya reaktor meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The International Nuclear Event Scale). Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.
Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah - daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.



                                                     Gambar sebelum ledakan terjadi




                                             Gambar sesudah ledakan terjadi



Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan PLTN Chernobyl menghasilkan evaluasi internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan demikian karena mungkin berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.





Bab 6
Kerugian akibat kecelakaan

Ledakan yang terjadi menyebabkan terhamburnya kurang lebih 1200 ton bahan radioaktif ke atmosfer. Material tersebut setara dengan aktivitas sebesar 14 EBq(1018 Bq), sebagian diantaranya merupakan gas mulia yang sangat mudah masuk ke jaringan biologis. Gas yang paling dominan diperkirakan adalah xenon, setengahnya merupakan iodine dan caesium dan kira-kira 5% bahan bakar dalam teras ikutterlempar keluar. Korban jiwa pertama adalah para pemadam kebakaran dan termasuk petugas yang tersulut api pada permukaan rumah turbin. Paparan radiasi di hari 9 Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009 pertama diperkirakan sampai dengan 20.000 mSv. Dalam empat bulan berselang jumlah korban meninggal sebanyak 28 orang dan disusul 19 orang kemudian.




                                                    Gambar korban akibat ledakan chernobyl


          Sebanyak lebih dari 135.000 penduduk di kota Pripyat dan Chernobyl, serta daerah sekitar pada jangkauan 30 km harus dievakuasi dan direlokasi. Pada tahun 1998 yang dilakukan di wilayah Ukrainia, Belarus dan Rusia berdasarkan pencatatan negara, kemungkinan satu juta orang telah terpapar radiasi. Kanker tyroid merupakan salah satu dari banyak kasus setelah ledakan Chernobyl.
Radioaktif I-131 mengkontaminasi makanan penduduk dan masuk melalui inhalasi dan sistem pencernaan penduduk. Kontaminasi ini diduga mempunyai kaitan erat dalam peningkatan jumlah kasus kanker tiroid pada tiga daerah dekat lokasi ledakan dalm 3 negara, yaitu Ukraina, Belarus, dan Rusia. Pada tahun 1986-2002 dilakukan sebuah diagnosa kanker tiroid pada anak-anak di Belarus, Ukrainia, dan empat daerah utama di Rusia. Hasilnya, lebih dari 4.000 kasus kanker tiroid terjadi di tiga negara yang dekat dengan lokasi ledakan Chernobyl.
Kelompok resiko yang banyak terkena kanker adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Hal ini lebih disebabkan susu yang dikonsumsi anak-anak terkontaminasi oleh radiasi I-131, sehingga tiroid anak-anak tersebut mengalami kontaminasi berat. Namun, sebenarnya kasus kanker tiroid dapat diatasi dengan diagnosa dan penanganan sedini mungkin. Diantara pekerja yang terpapar radiasi yang lebih banyak berkontribusi dalam peningkatan angka kasus sejumlah tipe kanker, diantaranya Leukimia, solid cancer, dan kemungkinan hasil pajanan lain seperti penyakit cardiovacular dan katarak.
Kontaminasi lingkungan mengakibatkan tercemarnya udara, tanaman, tanah, dan air, bahkan kontaminan terbawa angin sampai kawasan Skandinavia. Dekontaminasi harus dilakukan di berbagai kawasan dan negara untuk memastikan keselamatan penduduk. Reaktor Unit 4 tidak bias dioperasikan lagi dan bangunan reactor harus ditutup dengan suatu “sarkopagus” yang terbuat dari beton dengan kerangka besi baja. Sekian triliun rubel dana dialokasikan untuk mengatasi dampak kecelakaan hingga lebih dari sepuluh tahun pasca kecelakaan. Bahkan di awal tahun 1990 dihabiskan dana hingga US$400 juta untuk perbaikan banguan reaktor yang tersisa. Berbagai perbaikan disain dan sistem keselamatan harus ditambahkan pada reaktor RBMK yang lain.









Bab 7. Penutup

7.1 Kesimpulan

Dari analisa ledakan nuklir Chernobyl yang terjadi di Ukraina dapat disimpulkan bahwa:
A.    Beberapa pelanggaran-pelanggaran prosedur kerja yang dilanggar oleh operator reaktor yaitu:
1) Tindakan mematikan system pendingin teras darurat (emergency core cooling system),
2) Kesalahan pengesetan batang kendali sehingga daya turun drastis menjadi 30 MWt,
    3) Pemakaian semua pompa, termasuk pompa cadangan, pada saat salah satu turbin dimatikan,
    4) Pengabaian sinyal untuk menshutdown reaktor pada saat level air pendingin pada pembangkit uap menurun,
    5) Tindakan tetap melanjutkan percobaan dengan hanya 6 - 8 batang kendali, padahal seharusnya tidak boleh kurang dari 30 batang kendali, dan
    6) Tindakan menutup saluran uap ke turbin nomor 8 dan pengabaian sistem proteksi keselamatan otomatis.

B.    Operator yang kurang terlatih
Tindakan operator yang spekulatif dan hanya mencoba-coba. Pada saat memberikan tanggapan terhadap adanya penyimpangan sistem disebabkan kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini masih ditambah dengan kurangnya persiapan dalam melakukan percobaan dan rendahnya kesadaran adanya kemungkinan bahaya pada saat pelaksanaan percobaan.
C.   Kelemahan disain reaktor
Dua poin penting yang menjadi kelemahan reaktor RBMK adalah:
1) Koefisien reaktivitas positif, dimana dengan adanya kenaikan temperatur dan tekanan teras, akan semakin menambah daya reactor, dan
2) Tidak adanya system pengungkung dan penyungkup teras reactor yang berakibat saat terjadi ledakan sebagian material dalam teras reaktor terhambur ke udara dan mengakibatkan kontaminasi.





7.2 Saran

Seharusnya pekerja lebih teliti, disiplin dan taat pada peraturan standar yang telah ditetapkan pada suatu pabrik ataupun perusahaan tempatnya bekerja, dan perusahaan pun seharusnya memiliki peralatan yang kondisinya cukup baik dan tidak boleh memaksa suatu alat untuk bekerja melebihi kapasitasnya, hanya untuk mencari keuntungan yang lebih.









Bab 8
Daftar Pustaka

1. ........, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, http://www.en.wikipedia.org.

2. Permana Sidik, Energi Nuklir dan Kebutuhan Energi Masa Depan, Inovasi Online Vol.5/XVII, Jakarta,2005.

3. ........, Backgrounder on Chernobyl Nuclear Power Plant Accident, http:// www.nrc.gov/readingcollections/ factsheets/ chernobyl...

4. F Mould. Richard, Chernobyl: The Real Story, Pergamon Press, New 14 Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009 South Wales, 1988.

5. Cox Sue dan Tait Robin, Safety, Reliability and Risk Management: an Integrated approach, edisi ke dua, hal.182., ButterworthHeinemann, Singapura, 1998.

6. ........., Criticality Accident, http://www.en.wikipedia.org/wiki/


7. IAEA, The INES: For prompt of communication of safety significant,INES, Vienna, 1999.

up