Penanganan limbah B3 dengan solidifikasi dan Sifat-sifat limbah B3

Solidifikasi adalah proses pemadatan limbah berbahaya sedemikian rupa sehingga mempunyai sifat fisik dan kimia yang stabil sehingga aman untuk penanganan. Proses selanjutnya mulai pengangkutan, penyimpanan, sementara sampai bahan lestari. Bahan yang dapat digunakan untuk proses solidifikasi adalah semen, semen fly ash.
Teknologi solidifikasi / stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur dan bahan termoplastik. Metode yang diterapkan dilapangan ialah metode in drum mixing dan plant mixing. Menurut Roger Spence dan Caiyun Shi (2006), tata kerja solidifikasi/stabilisasi :
1.      Limbah B-3 sebelum distabilisasi/disolidifikasi harus dianalisis karakteristiknya.guna menjelaskan/menentukan jenis solidifikasi yang diperlukan limbah tersebut.
2.      Setelah dilakukan solidifikasi terhadap hasil olahan tersebutdilakukan uji kuat tekan dan harus mempunyai nilai tekan minimum sebesar 10 ton/m2
3.      Kemudian dilakukan uji Tclp untuk mengukur kadar/konsentrasi parameter dalam lindi. Hasil uji Tclp sebagaimana dimaksud, kadarnya tidak boleh melewati nilai ambang batas sebagaimana diterapkan.
4.      Hasil olahan yang telah memenuhi persyaratan kadar Tclp dan nilai uji kuat tekan, disamping bisa dibuan ke land-fill juga dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi. Produk solidifikasi biasanya berupa blok monolibik, material berbasis lempung, granular dan bentuk fisik yang lain berupa padatan.
Peranan aditif dalam proses solidifikasi :
1.      Memperbaiki cara penanganan dan karakteristik fisik limbah.
2.      Mengurangi permukaan area yang dilalui dimana dapat memindahkan dan mengurangi kontaminan yang terjadi.
3.      Membatasi kelarutan dari berbagai polutan yang ada dilimbah.
4.      Mengurangi toksisitas dan kontaminan.


Sifat –sifat limbah B3 yaitu:
·         Limbah Mudah Meledak ( Eksplosive Waste)
Limbah ini berbahaya selama penanganannya, baik pada saat pengangkutannya maupun saat pembuangannya, karena limbah jenis ini dapat menimbulkan rekasi hebat dan dapat melukai manusia serta dapat merusak lingkungan.
            Limbah mudah meledak dapat didefinisikan sebagai : 
Limbah yang  melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan cepat, suhu dan tekanan  yang  tinggi yang  mampu  merusak  lingkungan  sekitarnya.
Contoh:
a)Limbah dari pabrik yang menghasilkan bahan eksplosif.
b)Limbah kimia khusus dari laboratorium seperti asam prikat (picric acid).

·         Limbah Mudah Menyala/Terbakar (Flammable Waste)
Limbah ini berbahaya apabila terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas dari kendaraan, rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak terkendalikan baik didalam kendaraan pengangkut maupun dilokasi penanaman limbah (landfill).
            Limbah mudah menyala/terbakar ini didefinisikan sebagai:
Limbah yang apabila didekatkan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala/terbakar dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu yang lama.
Contoh umum dari limbah ini adalah :
Pelarut seperti benzena, toluena atau aseton. Limbah-limbah ini berasal dari pabrik cat, pabrik tinta dan  kegiatan  lain yang  menggunakan pelarut tersebut; antara lain pembersihan  metal dari lemak/minyak, serta laboratorium kimia.

·         Limbah Yang Menimbulkan Korosi/Karat (corrosive waste)
Limbah jenis ini berbahaya karena dapat melukai, mebakar kulit dan mata terutama pekerja dilokasi pengelolaan atau dapat terlepas dari limbah B3 lain kelingkungan melalui drum berkarat yang berisi limbah jenis ini.
            Limbah yang menimbulkan korosi/ karat didefinisikan sebagai:
Sebagai limbah yang dalam kondisi asam atau basa (ph < 2 atau ph > 12.5) dapat menyebabkan nekrosis (terbakar) pada kulit atau dapat megkaratkan (mengkorosikan) baja.
Contoh :
a)Sisa-sisa asam/cuka, asam sulfat yang biasa digunakan dalam pembuatan baja terutama untuk membersihkan kerak dan karat. Sisa-sisa asam ini memerlukan pembuangan.
b)Limbah pembersih yang bersifat basa (alkaline), limbah ini dihasilkan dari kegiatan pemebrsihan sepereti sodium hidroksida yang digunakan untuk membersihkan produk metal yang akan dicat atau dilapisi bahan lain (electroplated).
c)Limbah asam dari baterai. Limbah  asam dihasilkan dari kegiatan pendaur ulangan bateraei mobil (accu) bekas.

·         Limbah Pengoksidasi (oxidizing waste)
Limbah ini berbayaha karena dapat menghasilkan oksigen sehingga dapat menyebabkan kebakaran.
            Limbah pengoksidasi didefinisikan sebagai :
a)      Limbah yang menyebabkan / menimbulkan kebakaran karena melepaskan oksigen.
b)      b) Limbah peroksida (organik) yang tidak stabil dalam keadaan suhu tinggi.
Contoh: Zat-zat kimia tertentu yang digunakan di laboratorium seperti Magnesium, Perklorat, dan Metil Etil Keton Peroksida.
·         Limbah Yang Dapat Menimbulkan Penyakit (Infectious Waste)
·         Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti Hepatitis dan Kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah.
            Limbah ini didefinisikan sebagai :
Bagian tubuh manusia, cairan dari tubuh orang yang terkena infeksi dan limbah dari laboratorium yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
Contoh limbah jenis ini :
a) Bagian tubuh manusia seperti anggota badan yang diamputasi dan organ tubuh manusia yang dibuang dari rumah sakit/klinik.
b) Cairan tubuh manusia seperti darah dari rumah sakit/klinik.
c) Bangkai hewan yang ditemukan (dinyatakan resmi) terinfeksi.
d) Darah dan jaringan sebagai contoh dari laboratorium.


 Limbah Beracun (toxic waste)
Limbah ini berbahaya karena mengandung zat pencemar kimia yang beracun bagi manusia dan lingkungan. Pencemar beracun ini dapat tercuci dan masuk kedalam air tanah sehingga dapat mencemari sumur penduduk disekitarnya dan berbahaya bagi penduduk yang menggunakan air tersebut. Selain itu, debu dari limbah ini dapat terhirup oleh para petugas dan masyarakat disekitar lokasi limbah. Limbah beracun juga dapat terserap kedalam tubuh pekerja melalui kulit.
            Limbah ini dikatakan beracun apabila limbah tersebut dapat langsung meracuni manusia atau mahluk hidup lain. salah satu contohnya adalah pestisida, atau limbah yang mengandung logam berat atau mengandung gas beracun.
Limbah beracun ini biasanya didefinisikan sebagai :

Senyawa kimia yang beracun bagi manusia atau lingkungan hidup, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Energi Gas Bumi "WI3"

BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
Energi merupakan sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Energi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan. Kebutuhan energi di dunia hingga detik ini cenderung dipenuhi dengan bahan bakar fosil. Pada dasarnya, sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non reneweble recources) dan bersumber dari pertambangan. Dimana pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam upaya pencarian, penambangan, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Salah satu barang hasil produksi pertambangan yaitu gas alam.
            Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan    bakar    fosil berbentuk    gas    yang    terutama    terdiri dari metana CH4).   Ia   dapa ditemuka di ladang   minyak, ladang   gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemuka di rawa-rawa,   tempa pembuanga akhir sampah,   serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Gas  aladewasa  ini telah  menjadsumber  energi alternatif  yang  banyak digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya jauh lebih  bersih  dasangat  ramah  lingkungasehingga  tidak  menimbulkan  polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan tidak beracun.
1.2       Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
·         Dapat mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait energi gas atau gas alam
·         Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan gas alam bagi kehidupan manusia.
·         Dapat mengetahui cadangan atau potensi gas alam baik yang berada di Indonesia maupun dunia

1.3       Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah makalah ini adalah
·         Komposisi apa saja yang terdapat dalam gas alam?
·         Bagaimna cara memanfaatkan potensi gas alam yang ada di Indonesia secara maksimal?
·         Bagaimana cara pengolahan gas alam menjadi energi gas yang ramah lingkungan sebagai energi alternatif?







                                                                                                    



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan    bakar    fosil berbentuk    gas    yang    terutama    terdiri dari metana CH4).   Ia   dapa ditemuka di ladang   minyak, ladang   gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemuka di rawa-rawa,   tempa pembuanga akhir sampah,   serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

2.2       Komposisi Kimia Pada Gas

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul - molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut)


Tabel 1.Komponen Penyusun Gas Alam

Komponen
%
Metana (CH4)
80-95
Etana (C2H6)
5-15
Propana (C3H8) and Butana (C4H10)
< 5


Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.
Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.

2.3       Peyimpanan dan transportasi gas


                Gambar.1 Penyimpanan dan Transportasi Gas

Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan " Natural Gas Underground Storage ", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted. Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian gas untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah tersebut. Pada musim dingin, dimana terjadi kebutuhan yang sangat signifikan, gas alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan. Bagi perusahaan (operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem transportasi gas alam meliputi :
·         Transportasi melalui pipa salur.
·         Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.
·         Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan pipa gas alam akan membentang sambung menyambung dari Nang roe Aceh Darussalam-Sumatera Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan Kalimantan. Saat ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA dan PGN dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair (liquefied natural gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal ini masih membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan untuk pencairan gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.

2.4       Pemanfaatan Gas
Secara garis besar pemanfaatan gas dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
·         Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
·         Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
·         Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang.
Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas). Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggrรถe Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company.
Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggrรถe Aceh Barรดh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapatPT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.

2.5       Pengolahan Gas
2.5.1 Eksplorasi

Sama halnya dengan eksplorasi bahan bakar yang lain, gas juga tidak tersedia di setiap tempat. Perlu dilakukan penulusuran dan pencarian tentang sumber-sumber potensial yang mengandung gas alam ini.
 Gas biasanya ditemukan bersamaan dengan minyak bumi, akan tetapi ada pula sumur gas yang terpisah sendiri. Ada banyak cara maupun teknologi yang digunakan untuk proses eksplorasi, diantaranya:
ร˜ Seismic Exploration
ร˜ Onshore Seismology
ร˜ Offshore Seismology
ร˜ Magnetometers
ร˜ Gravimeters
ร˜ 2-D Seismic Interpretation
ร˜ Computer Assisted Exploration
ร˜ 3-D Seismic Imaging
ร˜ 2-D Seismic Imaging
ร˜ 4-D Seismic Imaging


2.5.2 Produksi
Gas yang digunakan oleh konsumen bukanlah gas yang langsung diambil dari sumurnya. Gas tersebut perlu diolah dan diproses untuk menghasilkan gas siap pakai.
Beberapa proses yang sering dilakukan untuk menghasilkan gas siap pakai diantaranya:
ร˜ Produksi LNG
Sebelum dapat dilakukan proses liquefaction, gas yang ditransmisikan dari wellhead harus bersih dan kering. Gas harus dibersihkan dari cairan-cairan hidrokarbon dan kotoran-kotoran serta dari kontaminan. Selanjutnya gas didinginkanuntuk menjadikan air terkondensasi kemudian dilakukan proses dehidrasi untuk menghilangkan uap air. Apabila terdapat kandungan merkuri dalam feed gas maka harus dihilangkan.
Gas hanya boleh mengandung methana dengan sedikit hidrokarbon ringan agar proses dapat berjalan efisien. Proses liquefaction setelah pendinginan gas dengan menggunakan pemindah panas. Gas disirkulasikan melalui coil tabung alumunium, dialirkan ke pendingin hidrokarbon nitrogen yang terkompresi. Perpindahan panas selesai seiring dengan menguapnya pendingin, kemudian gas didinginkan di dalam tabung sebelum dikembalikan ke kompresor. Gas cair dipompakan ke dalam tangki penyimpanan sampai siap diangkut ke dalam tanker.
LNG (Liquefied natural gas)
Gas alam cair (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -162 °C. Untuk mendinginkan ini diperlukan energi, yang biasanya diwujudkan oleh alat yang disebut refrigerator.
Perubahan wujud juga dapat dilakukan dengan meningkatkan tekanan gas metana (menjadi LNG) dan gas propana (menjadi LPG). Pada temperatur kamar (25 °C) metana akan mulai mencair pada 6.64 bar atau 92.78 psia sementara propana mulai mencair pada 6.31 bar. LNG memiliki isi sekitar 1/600 dari gas alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk transportasi jarak jauh.
LNG memiliki kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar petrol dan diesel. Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh). LNG menghasilkan polusi yang lebih sedikit, tetapi biaya produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya yang menggunakan tangki cryogenic yang mahal telah mencegah penggunaannya dalam aplikasi komersial.
Kepadatan LNG kira-kira 0,41-0,5 kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air memiliki kepadatan 1,0 kg/L.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan, namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 dan -170 °C (methana murni menjadi cair pada suhu -161.6 °C) dengan tekanan antara 101 dan 6000 [kilopascal|kPa] (14.7 dan 870 lbf/in²). Gas alam bertekanan tinggi yang telah didapat kemudian diturunkan tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman.

LPG (Liquefied Petroleum Gas)
LPG (harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Istilah LPG dan LNG adalah pengistilahan umum untuk gas yang di cairkan baik oleh manusia atau karena keadaan alam. LPG merupakan gas petrol hasil olahan minyak bumi yang dicairkan dengan komponen utama propana dan butana, sedangkan LNG adalah gas cair dengan komponen utama metana. Titik didih LPG pada tekanan atmosfer adalah -42 °C.
Titik didih metana, propana dan butana berada di bawah nol derajat karena pada kondisi ruangan dalam fasa gas. Jadi ketika perpindahan ke fasa cair (titik embun = titik didih) berlangsung di bawah temperatur kamar.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
1)      Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
2)      Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
3)      Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
4)      Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
5)      Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.


NGH (natural gas hydrate)
NGH (natural gas hydrate) adalah kristal es yang terbentuk dimana lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak didalamnya. NGH stabil pada tekanan tinggi dan suhu rendah, dan terjadi secara alami di dasar laut yang bertekanan tinggi dan bersuhu rendah pada kedalaman 150-2000 meter dibawah permukaan air laut. Eksplorasi NGH dari dasar laut masih memerlukan 30-40 tahun untuk menjadi ekonomis, yaitu pada saat cadangan energi fosil telah habis. NGH juga terjadi sebagai problem pada pipa saluran gas alam bertekanan tinggi didaerah yang dingin. Terbentuknya NGH dapat menghambat aliran gas pada pipa. Pada saat ini penelitian NGH banyak dilakukan sebagai alternatif sistem pengangkutan dan penyimpanan gas alam, yang selama ini didominasi oleh sistem pemipaan dan gas alam cair (liquefied natural gas, LNG).
Dalam sistem gas alam padat, NGH diproduksi dari percampuran gas alam dengan air untuk membentuk kristal es. Gas alam padat terjadi ketika beberapa partikel kecil dari gas seperti metana, etana, dan propana, menstabilkan ikatan hidrogen dengan air untuk membentuk struktur sangkar 3 dimensi dengan molekul gas alam terjebak dalam sangkar tersebut. Sebuah sangkar terbuat dari beberapa molekul air yang terikat oleh ikatan hidrogen. Tipe ini dikenal dengan nama clathrates. Gas alam padat diperkirakan akan menjadi media baru untuk penyimpanan dan transportasi gas, sebab memiliki stabilitas yang tinggi pada suhu dibawah 0 oC pada tekanan atmosfer. Kestabilan tersebut disebabkan lapisen es yang terjadi pada saat hidrat terurai (terdisosiasi), lapisan es tersebut menutupi hidrat dan mencegah penguraian lebih lanjut. NGH lebih padat dari gas alam, 1 meter kubik NGH setara dengan 170 m3 dari gas alam pada tekaan 1 atm, pada suhu 25 oC.
Sistem gas alam padat meliputi 3 step yaitu, produksi, transportasi dan gasifikasi ulang. Investasi yang digunakan untuk membangun sistem gas alam padat jauh lebih murah dari pada gas alam cair. Dengan sistem gas alam padat, ladang-ladang minyak dengan kapasitas kecil yang tidak memungkinkan diekploitasi dengan sistem gas alam cair dapat dimanfaatkan.

Tabel 2. Produksi Gas Alam
Tahun
Assosiated
Non Assosiated
Total
Rata-rata Harian
(MMSCFD)
2004
772.812
2.231.133
3.003.945
8.230
2005
795.224
2.190.117
2.985.341
8.179
2006
708.715
2.245.281
2.953.997
8.093
2007
433.630
2.371.910
2.805.540
7.686
2008
472.897
2.412.431
2.885.328
7.905
2009
467.570
2.593.326
3.060.897
8.386
2010
471.507
2.936.086
3.407.592
9.336
2011
472.552
2.783.827
3.256.379
8.922
2012
405.465
2.769.175
3.174.639
8.698

Tabel 3. Cadangan Gas Bumi (2004-2012)
(Milyar Barel)
Tahun
Terbukti
potensial
total
2004
97.81
90,53
188,34
2005
97,26
88,54
185,80
2006
94,00
93,10
187,10
2007
106,00
59,00
165,00
2008
112,50
57,60
170,10
2009
107,34
52,29
159,63
2010
108,40
48,74
157,14
2011
104,71
48,18
152,89
2012
103,35
47,35
150,70

Sumber : Ditjen Migas
MMSCFD = Million Standard Cubic Feet per Day

2.5.3 Produk


                                          Gambar 2. produk-produk dari Gas Bumi     

·         Gas alam fosil
Gas alam ini merupakan gas alam yang langsung didapat dari perut bumi. Gas alam ada yang bersatu dengan minyak bum, ini dinamakan gas associated. Selain itu, ada pula yang terpisah dan memiliki ladang atau sumur sendiri, ini dinamakan gas non associated.
·         Town gas
Town gas merupakan campuran metana dan gas lain, umumnya mengandung karbon monoksida. Gas ini dapat digunakan layaknya gas alam yang lain dan dapat diproduksi melalui proses gasifikasi batubara. Akan tetapi, saat ini perekembangan teknologi untuk menghasilkan town gas belum ekonomis.
·         Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar   (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana.
·         Gas hydrate
Gas hydrate atau yang biasa disebut gas alam padat adalah kristal es yang terbentuk dimana lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak didalamnya.


BAB III
CADANGAN ENERGI GAS DI INDONESIA DAN D DUNIA


3.1       Pemanfaatan Gas di Indonesia                                                                   
Pemanfaatan gas alam di negara kita dimulai pada tahun 1960-an dimana saat itu produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT. Pupuk Sriwidjaja di Palembang.
Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejaktahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang.
Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup, dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten.
Pipa gas alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Aceh. Sumber gas alam yang terdapat di di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company.
Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggrรถe Aceh Barรดh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.

3.2       10 Produsen Gas Terbesar di Indonesia
Berikut dikutip dari bahan tertulis SKK Migas Kamis (7/2/2013), perusahaan-perusahaan gas terbesar di Indonesia tersebut adalah:
a)      PT Total E&P Indonesie (Prancis),  merupakan kontributor terbesar produksi gas RI. Perusahaan tersebut menghasilkan gas 1.693,98 mmscfd dari Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Angka itu sekitar 20,8% dari total produksi gas nasional.
b)      BP Berau (Inggris), berada di peringkat dua yang tingkat produksinya mencapai 1.219 mmscfd atau sekitar 15% dari total produksi nasional.
c)      PT Pertamina, Persero (Indonesia), perusahaan pelat merah Indonesia baru ada di peringkat ketiga, berkontribusi sekitar 12,9% dari total produksi nasional atau setara 1.049,25 mmscfd.
d)     ConocoPhillips Grissik (Amerika Serikat), di posisi keempat ini menghasilkan gas 1.027,02 mmscfd dari Blok Koridor, Sumatera Selatan. Angka itu setara 12,6% dari total produksi gas di Tanah Air.
e)      ConocoPhillips Indonesia Ltd (Amerika Serikat), menempati ranking kelima sebagai produksi gas terbesar di Indonesia. Perusahaan yang masih juga dimiliki AS tersebut memproduksi gas sebanyak 432,94 mmscfd dari South Natuna East Sea Blok B.
f)       Vico Indonesia (Inggris), memproduksi 380,94 mmscfd,
g)      ExxonMobil Oil Indonesia (Amerika Serikat), memproduksi 369,22 mmscfd.
h)      Kangean Energy, menghasilkan 294,99 mmscfd dari lapangan Terang Sirasun Batur.
i)        PetroChina Jabung (Cina), memproduksi sebanyak 264,99 mmscfd ada di posisi ke-9.
j)        PT PHE ONWJ (Indonesia), menempati posisi terakhir ini adalah anak usaha Pertamina menjadi kontributor ke-10 dengan tingkat produksi 212,46 mmscfd.

Saat ini sekitar 52% sumber energi dalam negeri masih dipenuhi oleh BBM, 28% gas bumi, 15% batu bara, 3% tenaga air dan 2% panas bumi. Dengan semakin berkurangnya cadangan minyak, otomatis gas bumi merupakan energi pengganti BBM yang paling tepat saat ini. Berujuk pada road map yang disusun kementrian ESDM, ke depan konsumsi gas dan batu bara akan mulai ditingkatkan untuk menggantikan BBM, sehingga mampu memenuhi kebutuhan energi nasional sampai 53%. Sedangkan BBM menjadi hanya 20%.

3.3       Total Cadangan Gas Alam di Dunia
Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi gas nasional hingga 27 Januari 2013 lalu mencapai 8.152,53 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar.
2. Gas LNG sebagai komoditas ekspor, dan
3. Gas sebagai bahan baku (pupuk, petrokimia, metanol, plastik,industri besi tuang dan sebagainya.
Teknologi mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner (AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Total cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan triliun kaki persegi (trillion cu ft) adalah :
Tabel 4. Cadangan Gas di Dunia
Pangkat
Negara
Cadangan terbukti 
(triliun kaki kubik)
1.
Rusia
1.680
2.
Iran
971
3.
Qatar
911
4.
Saudi Arabia
241
5.
Uni Emirat Arab
214
6.
AS
193
7.
Nigeria
185
8.
Aljazair
161
9.
Venezuela
151
10.
Irak
112
11.
Indonesia
98
12.
Norwegia
84
13.
Malaysia
75
14.
Turkmenistan
71
15.
Uzbekistan
66
16.
Kazakhstan
65
17.
Belanda
62
18.
Mesir
59
19.
Kanada
57
20.
Kuwait
56



Top 20 negara
5.510
Seluruh dunia
602
Total Dunia
6112



BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
            Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan    bakar    fosil berbentuk    gas    yang    terutama    terdiri dari metana CH4).   Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemuka di rawa-rawa,   tempa pembuanga akhir sampah,   serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
            Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul - molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Secara garis besar pemanfaatan gas dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu : Gas alam sebagai bahan bakar, Gas alam sebagai bahan baku, Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor.
Total cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi.

4.2       Saran
            Dapat memanfaatkan gas alam yang ada di indonesia sebagai bahan bakar alternatif peganti bahan bakar fosil.



DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam
www.scribd.com/‎energi gas
www.google.com



up