BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan sesuatu yang tidak dapat terpisahkan
dari kehidupan manusia saat ini. Energi memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan. Kebutuhan energi di dunia
hingga detik ini cenderung dipenuhi dengan bahan bakar fosil. Pada dasarnya,
sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non reneweble recources) dan bersumber dari pertambangan. Dimana
pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dalam upaya pencarian, penambangan,
pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Salah satu barang hasil
produksi pertambangan yaitu gas alam.
Gas alam dewasa ini telah
menjadi sumber energi alternatif yang
banyak
digunakan
oleh masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan,
komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari
penggunaan gas
alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang dihasilkan
gas alam lebih
efisien. Tidak seperti
halnya dengan minyak bumi dan batu bara, penggunaannya jauh
lebih bersih
dan sangat ramah lingkungan sehingga tidak
menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga mempunyai beberapa keunggulan
lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif dan tidak beracun.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
·
Dapat
mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait energi gas atau gas alam
·
Dapat
mengetahui manfaat serta kegunaan gas alam
bagi kehidupan manusia.
·
Dapat
mengetahui cadangan
atau potensi gas alam baik yang berada di Indonesia maupun dunia
1.3 Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah makalah ini adalah
·
Komposisi apa saja
yang terdapat dalam gas alam?
·
Bagaimna cara
memanfaatkan potensi gas alam yang ada di Indonesia secara maksimal?
·
Bagaimana cara
pengolahan gas alam menjadi energi gas yang ramah lingkungan sebagai energi
alternatif?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gas
Alam
2.2 Komposisi Kimia Pada Gas
Komponen
utama dalam gas alam adalah metana (CH
4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas
alam juga mengandung molekul - molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti
etana (C
2H
6),
propana (C
3H
8) dan
butana (C
4H
10), selain
juga gas-gas yang mengandung sulfur (
belerang).
Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas
helium.
Metana
adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika
terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana
di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan
air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas
ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari
makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian
(diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara
berturut-turut)
Tabel 1.Komponen Penyusun Gas Alam
Komponen
|
%
|
Metana (CH4)
|
80-95
|
Etana (C2H6)
|
5-15
|
Propana (C3H8) and Butana (C4H10)
|
< 5
|
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas yang
harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)".
Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak
berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol,
agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses
itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen
di udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya
karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam
lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan
tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi
gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api,
dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana
yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.
Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih
ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan
ledakan.
2.3 Peyimpanan dan transportasi gas
Gambar.1 Penyimpanan dan
Transportasi Gas
Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan " Natural Gas Underground Storage ", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah
yang lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah di bawah
tanah yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted.
Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat pemakaian gas
untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam diinjeksikan melalui
kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam tanah tersebut. Pada musim
dingin, dimana terjadi kebutuhan yang sangat signifikan, gas alam yang disimpan
di dalam kubah bawah tanah dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang
membutuhkan. Bagi perusahaan (operator) penyedia gas alam, cara ini sangat
membantu untuk menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan
pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem
transportasi gas alam meliputi :
·
Transportasi
melalui pipa salur.
·
Transportasi
dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk
pengangkutan jarak jauh.
·
Transportasi
dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di daratan dengan road tanker
maupun dengan kapal tanker CNG di laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar
pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur
Hilir Migas (BPH Hilir Migas) telah menyusun Master Plan "Sistem Jaringan
Induk Transmisi Gas Nasional Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi
sistem jaringan pipa gas alam akan membentang sambung menyambung dari Nang roe
Aceh Darussalam-Sumatera Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi
dan Kalimantan. Saat ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh PERTAMINA
dan PGN dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada daerah-daerah tertentu,
misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa
Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier
LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam cair (liquefied natural gas, LNG)
menyebrangi samudra, sedangkan truk tangki dapat membawa gasa alam cair
atau gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat
mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik
distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal ini masih
membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan untuk pencairan gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
2.4 Pemanfaatan
Gas
Secara garis besar
pemanfaatan gas dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
·
Gas alam sebagai
bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap,
bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor
(BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan
sebagainya.
·
Gas alam sebagai
bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan
baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear low density
polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly
vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice
pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan
pemadam api ringan.
·
Gas alam sebagai
komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG.
Teknologi mutakhir juga
telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner (AC=penyejuk udara),
seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan
gedung perguruan tinggi di Australia.
Pemanfaatan gas alam di
Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana produksi gas alam dari ladang gas
alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas
ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang.
Perkembangan pemanfaatan gas
alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai
memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera
Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang. Karena
sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan
digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia
sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan
Asia, karena menggunakan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat, pada waktu
yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari
ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk
pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon
Banten. Pipa gas alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon,
Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik
keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Selain untuk kebutuhan dalam
negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied
Natural Gas). Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggrรถe
Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT
Arun NGL Company.
Gas alam telah diproduksikan
sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggrรถe Aceh Barรดh
(kabupaten Aceh Utara) juga terdapatPT
Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas
alam.
2.5 Pengolahan Gas
2.5.1 Eksplorasi
Sama
halnya dengan eksplorasi bahan bakar yang lain, gas juga tidak tersedia di
setiap tempat. Perlu dilakukan penulusuran dan pencarian tentang sumber-sumber
potensial yang mengandung gas alam ini.
Gas biasanya ditemukan bersamaan dengan minyak
bumi, akan tetapi ada pula sumur gas yang terpisah sendiri. Ada banyak cara
maupun teknologi yang digunakan untuk proses eksplorasi, diantaranya:
ร Seismic Exploration
ร Onshore Seismology
ร Offshore Seismology
ร Magnetometers
ร Gravimeters
ร 2-D Seismic Interpretation
ร Computer Assisted Exploration
ร 3-D Seismic Imaging
ร 2-D Seismic Imaging
ร 4-D Seismic Imaging
2.5.2
Produksi
Gas yang
digunakan oleh konsumen bukanlah gas yang langsung diambil dari sumurnya. Gas
tersebut perlu diolah dan diproses untuk menghasilkan gas siap pakai.
Beberapa proses
yang sering dilakukan untuk menghasilkan gas siap pakai diantaranya:
ร Produksi LNG
Sebelum dapat dilakukan proses liquefaction,
gas yang ditransmisikan dari wellhead harus bersih dan kering. Gas
harus dibersihkan dari cairan-cairan hidrokarbon dan kotoran-kotoran serta dari
kontaminan. Selanjutnya gas didinginkanuntuk menjadikan air terkondensasi
kemudian dilakukan proses dehidrasi untuk menghilangkan uap air. Apabila
terdapat kandungan merkuri dalam feed gas maka harus dihilangkan.
Gas hanya boleh mengandung methana
dengan sedikit hidrokarbon ringan agar proses dapat berjalan efisien. Proses liquefaction
setelah pendinginan gas dengan menggunakan pemindah panas. Gas
disirkulasikan melalui coil tabung alumunium, dialirkan ke pendingin
hidrokarbon nitrogen yang terkompresi. Perpindahan panas selesai seiring dengan
menguapnya pendingin, kemudian gas didinginkan di dalam tabung sebelum
dikembalikan ke kompresor. Gas cair dipompakan ke dalam tangki penyimpanan
sampai siap diangkut ke dalam tanker.
LNG (Liquefied natural gas)
Gas alam cair (LNG) adalah gas alam
yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat
dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan
mendinginkannya sekitar -162 °C. Untuk mendinginkan ini diperlukan energi, yang
biasanya diwujudkan oleh alat yang disebut refrigerator.
Perubahan wujud juga dapat dilakukan
dengan meningkatkan tekanan gas metana (menjadi LNG) dan gas propana (menjadi
LPG). Pada temperatur kamar (25 °C) metana akan mulai mencair pada 6.64 bar
atau 92.78 psia sementara propana mulai mencair pada 6.31 bar. LNG memiliki isi
sekitar 1/600 dari gas alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih
hemat untuk transportasi jarak jauh.
LNG memiliki kepadatan energi yang
sebanding dengan bahan bakar petrol dan diesel. Pembakaran satu meter kubik gas
alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6 kWh). LNG menghasilkan polusi yang
lebih sedikit, tetapi biaya produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan
penyimpanannya yang menggunakan tangki cryogenic yang mahal telah mencegah
penggunaannya dalam aplikasi komersial.
Kepadatan LNG kira-kira 0,41-0,5
kg/L, tergantung suhu, tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air
memiliki kepadatan 1,0 kg/L.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung dari komposisi
dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta proses yang digunakan,
namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120 dan -170 °C (methana murni menjadi
cair pada suhu -161.6 °C) dengan tekanan antara 101 dan 6000 [kilopascal|kPa]
(14.7 dan 870 lbf/in²). Gas alam bertekanan tinggi yang telah didapat kemudian
diturunkan tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman.
LPG (Liquefied Petroleum Gas)
LPG (harafiah: "gas minyak bumi
yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang
berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10).
Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
(C2H6) dan pentana (C5H12).
Istilah LPG dan LNG adalah
pengistilahan umum untuk gas yang di cairkan baik oleh manusia atau karena
keadaan alam. LPG merupakan gas petrol hasil olahan minyak bumi yang dicairkan dengan
komponen utama propana dan butana, sedangkan LNG adalah gas cair dengan
komponen utama metana. Titik didih LPG pada tekanan atmosfer adalah -42 °C.
Titik didih metana, propana dan
butana berada di bawah nol derajat karena pada kondisi ruangan dalam fasa gas.
Jadi ketika perpindahan ke fasa cair (titik embun = titik didih) berlangsung di
bawah temperatur kamar.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk
cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena
itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan.
Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan
yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam
keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi
biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk
cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan
temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi
butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi
propana murni pada 55 °C (131 °F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi
menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana.
Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral
Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina
adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
1)
Cairan dan gasnya sangat mudah
terbakar.
2)
Gas tidak beracun, tidak berwarna dan
biasanya berbau menyengat.
3)
Gas dikirimkan sebagai cairan yang
bertekanan di dalam tangki atau silinder.
4)
Cairan dapat menguap jika dilepas
dan menyebar dengan cepat.
5)
Gas ini lebih berat dibanding udara
sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
NGH (natural gas hydrate)
NGH (natural gas hydrate) adalah
kristal es yang terbentuk dimana lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak didalamnya.
NGH stabil pada tekanan tinggi dan suhu rendah, dan terjadi secara alami di
dasar laut yang bertekanan tinggi dan bersuhu rendah pada kedalaman 150-2000
meter dibawah permukaan air laut. Eksplorasi NGH dari dasar laut masih
memerlukan 30-40 tahun untuk menjadi ekonomis, yaitu pada saat cadangan energi
fosil telah habis. NGH juga terjadi sebagai problem pada pipa saluran gas alam
bertekanan tinggi didaerah yang dingin. Terbentuknya NGH dapat menghambat
aliran gas pada pipa. Pada saat ini penelitian NGH banyak dilakukan sebagai
alternatif sistem pengangkutan dan penyimpanan gas alam, yang selama ini
didominasi oleh sistem pemipaan dan gas alam cair (liquefied natural gas, LNG).
Dalam sistem gas alam padat, NGH
diproduksi dari percampuran gas alam dengan air untuk membentuk kristal es. Gas
alam padat terjadi ketika beberapa partikel kecil dari gas seperti metana,
etana, dan propana, menstabilkan ikatan hidrogen dengan air untuk membentuk
struktur sangkar 3 dimensi dengan molekul gas alam terjebak dalam sangkar
tersebut. Sebuah sangkar terbuat dari beberapa molekul air yang terikat oleh
ikatan hidrogen. Tipe ini dikenal dengan nama clathrates. Gas alam padat
diperkirakan akan menjadi media baru untuk penyimpanan dan transportasi gas,
sebab memiliki stabilitas yang tinggi pada suhu dibawah 0 oC pada tekanan
atmosfer. Kestabilan tersebut disebabkan lapisen es yang terjadi pada saat
hidrat terurai (terdisosiasi), lapisan es tersebut menutupi hidrat dan mencegah
penguraian lebih lanjut. NGH lebih padat dari gas alam, 1 meter kubik NGH
setara dengan 170 m3 dari gas alam pada tekaan 1 atm, pada suhu 25 oC.
Sistem gas alam padat meliputi 3
step yaitu, produksi, transportasi dan gasifikasi ulang. Investasi yang
digunakan untuk membangun sistem gas alam padat jauh lebih murah dari pada gas
alam cair. Dengan sistem gas alam padat, ladang-ladang minyak dengan kapasitas
kecil yang tidak memungkinkan diekploitasi dengan sistem gas alam cair dapat
dimanfaatkan.
Tabel 2. Produksi Gas Alam
Tahun
|
Assosiated
|
Non Assosiated
|
Total
|
Rata-rata Harian
(MMSCFD)
|
2004
|
772.812
|
2.231.133
|
3.003.945
|
8.230
|
2005
|
795.224
|
2.190.117
|
2.985.341
|
8.179
|
2006
|
708.715
|
2.245.281
|
2.953.997
|
8.093
|
2007
|
433.630
|
2.371.910
|
2.805.540
|
7.686
|
2008
|
472.897
|
2.412.431
|
2.885.328
|
7.905
|
2009
|
467.570
|
2.593.326
|
3.060.897
|
8.386
|
2010
|
471.507
|
2.936.086
|
3.407.592
|
9.336
|
2011
|
472.552
|
2.783.827
|
3.256.379
|
8.922
|
2012
|
405.465
|
2.769.175
|
3.174.639
|
8.698
|
Tabel 3. Cadangan Gas Bumi (2004-2012)
(Milyar
Barel)
Tahun
|
Terbukti
|
potensial
|
total
|
2004
|
97.81
|
90,53
|
188,34
|
2005
|
97,26
|
88,54
|
185,80
|
2006
|
94,00
|
93,10
|
187,10
|
2007
|
106,00
|
59,00
|
165,00
|
2008
|
112,50
|
57,60
|
170,10
|
2009
|
107,34
|
52,29
|
159,63
|
2010
|
108,40
|
48,74
|
157,14
|
2011
|
104,71
|
48,18
|
152,89
|
2012
|
103,35
|
47,35
|
150,70
|
Sumber
: Ditjen Migas
MMSCFD = Million Standard Cubic
Feet per Day
Gambar 2. produk-produk dari Gas Bumi
·
Gas alam fosil
Gas alam ini merupakan gas alam yang
langsung didapat dari perut bumi. Gas alam ada yang bersatu dengan minyak bum,
ini dinamakan gas associated. Selain itu, ada pula yang terpisah dan
memiliki ladang atau sumur sendiri, ini dinamakan gas non associated.
·
Town gas
Town gas merupakan campuran metana dan gas lain, umumnya
mengandung karbon monoksida. Gas ini dapat digunakan layaknya gas alam yang lain
dan dapat diproduksi melalui proses gasifikasi batubara. Akan tetapi, saat ini
perekembangan teknologi untuk menghasilkan town gas belum ekonomis.
·
Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar
(flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada
umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas,
namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan
urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana.
·
Gas hydrate
Gas hydrate atau yang biasa disebut gas
alam padat adalah kristal es yang terbentuk dimana
lapisan es menutupi molekul gas yang terjebak didalamnya.
BAB III
CADANGAN ENERGI GAS DI INDONESIA DAN D DUNIA
3.1 Pemanfaatan Gas di Indonesia
Pemanfaatan gas
alam di negara kita dimulai pada tahun 1960-an dimana saat itu produksi gas
alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan
dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT. Pupuk Sriwidjaja di
Palembang.
Perkembangan
pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejaktahun 1974, dimana
PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di
Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV
di Palembang.
Karena sudah
terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup, dan digantikan
oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada
masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena
menggunakan teknologi tinggi.
Di Jawa Barat,
pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa
gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan
kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan
Jawa Barat dan Cilegon Banten.
Pipa gas alam
yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam
antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan
pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Salah satu daerah penghasil gas alam
terbesar di Indonesia adalah Aceh. Sumber gas alam yang terdapat di di daerah
Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company.
Gas alam telah diproduksikan
sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng
Geukuh, Nanggrรถe Aceh Barรดh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk
Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.
3.2 10 Produsen Gas Terbesar di
Indonesia
Berikut dikutip
dari bahan tertulis SKK Migas Kamis (7/2/2013), perusahaan-perusahaan gas
terbesar di Indonesia tersebut adalah:
a)
PT Total E&P Indonesie (Prancis), merupakan kontributor terbesar
produksi gas RI. Perusahaan tersebut menghasilkan gas 1.693,98 mmscfd dari Blok
Mahakam, Kalimantan Timur. Angka itu sekitar 20,8% dari total produksi gas
nasional.
b)
BP Berau (Inggris), berada di peringkat dua yang tingkat produksinya
mencapai 1.219 mmscfd atau sekitar 15% dari total produksi nasional.
c)
PT Pertamina, Persero (Indonesia), perusahaan pelat merah Indonesia baru
ada di peringkat ketiga, berkontribusi sekitar 12,9% dari total produksi
nasional atau setara 1.049,25 mmscfd.
d)
ConocoPhillips Grissik (Amerika Serikat), di posisi keempat ini
menghasilkan gas 1.027,02 mmscfd dari Blok Koridor, Sumatera Selatan. Angka itu
setara 12,6% dari total produksi gas di Tanah Air.
e)
ConocoPhillips Indonesia Ltd (Amerika Serikat), menempati ranking kelima
sebagai produksi gas terbesar di Indonesia. Perusahaan yang masih juga dimiliki
AS tersebut memproduksi gas sebanyak 432,94 mmscfd dari South Natuna East Sea
Blok B.
f)
Vico Indonesia (Inggris), memproduksi 380,94 mmscfd,
g)
ExxonMobil Oil Indonesia (Amerika Serikat), memproduksi 369,22 mmscfd.
h)
Kangean Energy, menghasilkan 294,99 mmscfd dari lapangan Terang Sirasun
Batur.
i)
PetroChina Jabung (Cina), memproduksi sebanyak 264,99 mmscfd ada di posisi
ke-9.
j)
PT PHE ONWJ (Indonesia), menempati posisi terakhir ini adalah anak usaha
Pertamina menjadi kontributor ke-10 dengan tingkat produksi 212,46 mmscfd.
Saat ini sekitar
52% sumber energi dalam negeri masih dipenuhi oleh BBM, 28% gas bumi, 15% batu
bara, 3% tenaga air dan 2% panas bumi. Dengan semakin berkurangnya cadangan
minyak, otomatis gas bumi merupakan energi pengganti BBM yang paling tepat saat
ini. Berujuk pada road map yang disusun kementrian ESDM, ke depan konsumsi gas
dan batu bara akan mulai ditingkatkan untuk menggantikan BBM, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan energi nasional sampai 53%. Sedangkan BBM menjadi hanya 20%.
3.3 Total Cadangan Gas Alam di
Dunia
Satuan Kerja
Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi gas
nasional hingga 27 Januari 2013 lalu mencapai 8.152,53 juta kaki kubik per hari
(mmscfd).
Secara garis besar
pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan
bakar.
2. Gas LNG sebagai komoditas
ekspor, dan
3. Gas sebagai bahan baku
(pupuk, petrokimia, metanol, plastik,industri besi tuang dan sebagainya.
Teknologi
mutakhir juga telah dapat memanfaatkan gas alam untuk air conditioner
(AC=penyejuk udara), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan
beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.
Total cadangan
gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi. Daftar
20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan triliun kaki persegi (trillion
cu ft) adalah :
Tabel 4. Cadangan Gas di
Dunia
Pangkat
|
Negara
|
Cadangan terbukti
(triliun kaki kubik)
|
1.
|
Rusia
|
1.680
|
2.
|
Iran
|
971
|
3.
|
Qatar
|
911
|
4.
|
Saudi Arabia
|
241
|
5.
|
Uni Emirat Arab
|
214
|
6.
|
AS
|
193
|
7.
|
Nigeria
|
185
|
8.
|
Aljazair
|
161
|
9.
|
Venezuela
|
151
|
10.
|
Irak
|
112
|
11.
|
Indonesia
|
98
|
12.
|
Norwegia
|
84
|
13.
|
Malaysia
|
75
|
14.
|
Turkmenistan
|
71
|
15.
|
Uzbekistan
|
66
|
16.
|
Kazakhstan
|
65
|
17.
|
Belanda
|
62
|
18.
|
Mesir
|
59
|
19.
|
Kanada
|
57
|
20.
|
Kuwait
|
56
|
|
|
|
Top 20 negara
|
5.510
|
Seluruh dunia
|
602
|
Total Dunia
|
6112
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komponen
utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung molekul - molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas
yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber
gas helium.
Secara garis besar
pemanfaatan gas dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu : Gas alam sebagai
bahan bakar, Gas alam sebagai bahan baku, Gas alam sebagai komoditas energi
untuk ekspor.
Total
cadangan gas dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi.
4.2 Saran
Dapat memanfaatkan
gas alam yang ada di indonesia sebagai bahan bakar alternatif peganti bahan
bakar fosil.
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam
www.scribd.com/energi gas
www.google.com